Seluruh informasi terbaru berkaitan dengan SMA KOLESE GONZAGA dapat diakses melalui website dibawah ini : https://www.gonzaga.sch.id THANK...
Kolese Gonzaga dan Seminari Wacana Bhakti adalah dua unit karya yang berbeda tetapi bertalian satu sama lain. Keduanya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan di dalam satu lembaga pendidikan, yakni Yayasan Wacana Bhakti. Seminari Wacana Bhakti menampung dan mendidik para calon imam di tingkat menengah. Di kelas X , XI dan XII para seminaris mengikuti pendidikan di Kolese Gonzaga.
Pada awalnya direncanakan sebuah seminari menengah di keuskupan Agung Jakarta, namun kemudian dipikirkan bahwa mendirikan seminari akan menjadi terlalu mahal biaya operasionalnya. Sebuah SMA akhirnya didirikan bersamaan dan berdampingan dengan seminari di atas tanah seluas 2,8 hektar di wilayah Pejaten Barat ini. Semula tanah ini adalah tanah milik Keuskupan Agung Jakarta atas nama Mgr. A. Djajaseputra, SJ (alm.) Uskup Agung Jakarta. Atas prakarsa Mgr. Leo Soekoto, SJ (alm.), pengganti Mgr. Djajaseputra, SJ, dibentuklah sebuah panitia kecil untuk pembangunan kompleks seminari dan SMA. Pengajuan izin untuk mendirikan bangunan sudah dimulai sejak tahun 1978, namun baru lima tahun kemudian izin keluar. Maka sejak saat itu panitia kecil yang telah ditunjuk terus bekerja keras, menghimpun dana, dan mengadakan studi- studi untuk merencanakan pembangunannya. Tidak lebih dari dua tahun (1986-1987), seluruh kompleks Seminari yang dirancang oleh Ir Wanda Basuki ini selesai dikerjakan.
Pada tanggal 15 Juli 1987, Seminari dan SMA yang pada awalnya bernama SMA Kanisius Unit Selatan ini menerima murid angkatan pertama. Para seminaris langsung mengikuti proses belajar mengajar bersama dengan teman-teman mereka di SMA. Satu tahun kemudian dirasa perlu adanya nama lain yang kiranya dapat menjadi ciri khas sekolah di Jln. Pejaten Barat 10A ini. Akhirnya dipilihlah nama KOLESE GONZAGA. Nama ini diambil dari penggalan nama Santo Pelindung, yakni St. Aloysius Gonzaga (lihat Riwayat singkat St. Aloysius Gonzaga).
Tanggal 3 November 1988 merupakan hari bersejarah bagi Kolese Gonzaga. Pada hari itu sekolah diresmikan oleh Mgr. Leo Soekoto, SJ bersama dengan Bapak Mochtar Zakaria, Wali Kota Jakarta Selatan. Berkat kerja keras P. J. Drost, SJ, Kepala Sekolah yang sekaligus Rektor pertama bersama seluruh staf pengajar dan karyawan, tiga tahun kemudian tepatnya pada tanggal 9 Januari 1991, Kolese Gonzaga mendapatkan status disamakan dari pemerintah.
Semenjak itu upaya-upaya pengembangan pendidikan di Kolese Gonzaga dan Seminari Wacana Bhakti ini terus ditingkatkan. Mulai tahun 1990, untuk memberikan nuansa pergaulan para remaja yang wajar baik bagi para seminaris maupun para siswa Gonzaga pada umumnya, mulailah Kolese Gonzaga menerima putri. Bagi para seminaris sendiri diharapkan agar sejak dalam proses pendidikan awal tidak menjadi canggung bergaul dengan kaum wanita. Apalagi dalam medan pelayanan imamat kelak merekapun mesti berhadapan secara wajar. Bagi para siswapun diharapkan agar sejak awal mereka dapat mengalami pergaulan yang wajar.
Di bawah kepemimpinan P. R. Murtrisunu Wisnumurti, SJ (1991 s/d 1993) dan Br. Budihardjo, SJ, (1993 s/d 2000) berbagai pengembangan dan penataan fisik dilaksanakan. Anak-anak mendapatkan sarana untuk latihan mendaki gunung yang sangat baik dengan didirikan- nya wall-climbing. Kemudian, giliran Pater J. Heru Hendarto SJ (2000 s/d 2009) datang memimpin Kolese ini. Di bawah kepemimpinan beliau, penataan fisik sekolah terus dikembangkan. Ruang laboratorium yang dirasa kurang memadai mulai dibangun sehingga sekarang telah tersedia ruang laboratorium Fisika, Kimia dan Biologi. Ditambah juga laboratorium Bahasa, Komputer, Ruang Tari, Audio Visual, perluasan Hall, dan keasrian lingkungan Gonzaga. Keasrian taman pun tak luput dari perhatian sehingga Gonzaga menjadi kompleks yang sejuk demi pengembangan proses belajar mengajar di sekolah. Begitu juga perpustakaan dikembangkan dengan menambah jumlah koleksi buku per tahun yang cukup signifikan.
Pada bulan Juli 2009, Pater Heru selesai bertugas. Dengan demikian, kepemimpinan Kolese Gonzaga menjadi kosong dan menunggu kepala sekolah baru. Ditunjuklah Pater A. Hendro Subekti, SJ (Minister Seminari Wacana Bhakti) menjadi Pejabat sementara Kepala Sekolah Kolese Gonzaga (Agustus s/d November 2009). Setelah itu, jabatan Kepala Sekolah diemban oleh Pater A. Sigit Widisana, SJ dari tahun 2009 s/d 2011. Pada tahun 2011, hadirlah Kepala Sekolah baru Pater Leonardus Evert Bambang Winandoko, SJ, M.Ed. Beliau adalah alumni pertama yang menjabat sebagai kepala sekolah di Kolese Gonzaga hingga sekarang.